Seorang Siswi Sekolah Dasar (sd) Kabupaten Pemalang Berhasil Meraih Juara Lomba Bertutur
Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Pemalang berhasil meraih juara lomba bertutur yang diikuti seluruh pelajar SD sederajat dari seluruh Tanah Air yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Dewan juri terdiri dari Subekti Makdriani (Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional), Kunduri (Pendongeng), Awam (Pendongeng), Roslina Verauli, (Psikolog Anak) dan Ana P Dewiyana (Penulis buku anak). Dewan juri menetapkan ada 12 pemenang. Satu diantaranya Maya Dwi Andini dari SD 02 Cangak Bodeh Pemalang. Dengan judul cerita Kisah Sang Bagalbo Sakti Dari Gua Gunung Wangi dia mendapatkan juara tiga nasional. Maya Dwi Andini menerima piagam penghargaan serta uang pembinaan yang diserahkan melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Jawa Tengah. "Saya ikut bangga karena ada anak Jateng yang juara tiga. Dari Sabang sampai Merauke, lomba ini diikuti banyak anak dari 34 provinsi, beruntung Jateng juara," kata Kepala Dinas Arpus Jateng, Prijo Anggoro Budi Raharjo, Selasa (6/10/2020).
Menurutnya, jadi juara bukan merupakan tujuan akhir, tapi jadi pengungkit daya respon serta pengakuan agar bisa mempertahankan juara tersebut di masa mendatang. Pemilihan juara, kata dia, memakai seleksi standar nasional. Artinya, anak- anak Jateng anak-anak yang cerdas, anak yang siap bersaing dengan kompetisi global pada saatnya nanti. Terbukti ada anak yang bertempat tinggal jauh dari perkotaan bisa juara tingkat nasional. Ini semakin menguatkan bahwa kegemaran membaca anak Indonesia itu tinggi serta terus berinovasi. "Arsip dan perpustakaan jadi makanan setiap hari. Karena untuk terbiasa bertutur tentang suatu informasi, anak-anak sudah mencari informasi lebih terlebih dahulu," ucap pria yang pernah menjabat Camat Somagede Banyumas ini.
Arsip dan buku bisa membuka jendela ilmu pengetahuan, bisa tahu di dunia ini ada apa. "Cerita tentang Kancil Nyolong Timun sekarang tidak terdengar lagi. Cerita itu kalah dengan cerita milenial. Artinya ada pergeseran nilai, dan harus bisa memfilter yang tidak semestinya," ujarnya. Seperti diketahui, lomba bertutur tersebut diselenggarakan mulai 7 September hingga 10 September. Lomba diadakan secara virtual karena masih dalam masa pandemi. Sementara, Maya mengucapkan terimakasih kepada kepala sekolah, guru pembimbing dan semuanya yang selama ini sudah membimbing dan melatihnya dengan tekun dan sabar. "Terimakasih bapak ibu guru yang sudah melatih Maya sampai seperti ini. Sampai mampu tampil di grand final lomba bertutur tingkat nasional," ucapnya. Kisah Bagalbo Sakti dari Gunung Wangi yang dibawakan Maya, kata sang guru pembimbing, Lis Ajeng Noviani, berasal dari cerita rakyat Pemalang.
Kisah ini dikutip dari buku yang ada di Perpustakaan Pemalang. Selain karena cerita ini cocok dengan karakter Maya, dalam kisah tersebut, terdapat pesan -pesan moral yang baik, yaitu rela berkorban demi kepentingan banyak orang. "Baru kali ini Maya mengikuti lomba bercerita bahkan sampai menjadi juara pertama di tingkat provinsi dan tiga nasional. Sebelumnya, lomba yang sering diikutinya adalah, puisi, macapat dan menyanyi," kata Lis. - Tribun Jateng